![]() |
Tak dapat dibantahkan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik
bidang sosial, politik, budaya serta pendidikan. Di dalam dunia
pendidikan, teknologi digunakan sebagai media pembelajaran, contohnya smart
phone (ponsel pintar), internet, atau komputer. Peserta didik pada era digital
ini sudah memahami dan familiar dalam menggunakan teknologi.
Kesenjangan generasi antara
pendidik dan peserta didik di era digital ini, memiliki tantangannya sendiri.
Alhasil, dari teknologi yang semakin berkembang pesat dan maju, perbedaan
tingkah laku kerap disebut menyulitkan. Contohnya, peserta didik masa kini
cenderung mencari informasi melalui internet, atau minimnya minat membaca,
Generasi yang tumbuh di era
teknologi yang mengalami perkembangan yang pesat ini adalah generasi Z,
Menurut sejumlah penelitian terdahulu, Gen Z adalah mereka yang lahir setelah tahun
1995 (Brown, 2020; Francis & Hoefel, 2018; Linnes & Metcalf, 2017),
atau seringkali disebut dengan generasi pasca-milenial.Adapun pendapat lainya Gen Z, merupakan generasi yang lahir pada
1997-2012. Mereka sekarang berusia 8-23 tahun.
Menurut Marc Prensky (2001), murid
yang saat ini duduk di bangku sekolah bukan lagi orang-orang yang cocok
untuk desain pendidikan konvensional. Ada banyak perubahan yang terjadi
dikarenakan perkembangan teknologi yang begitu cepat dan meluas di akhir abad
20. Adanya perbedaan canggihnya teknologi saat ini, juga mempengaruhi cara
pendidik dan peserta didik untuk melakukan sesuatu, termasuk model dan media
pembelajaran.
Seiring perkembanganya model dan
media pembelajaran mengalami menambahan varisai dan perubahan dari non
elektornik menjadi elektronik memalui berbagai aplikasi.hal ini dapat
meringangkan dan mempermudah pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Strauss & Howe,
1992 dalam teori kesenjangan generasi berfokus pada dampak perbedaan generasi
pada sikap dan perilaku individu terhadap pekerjaan. Marc Prensky menyatakan
pengguna teknologi yang ada saat ini menjadi dua: Digital Natives dan Digital
Immigrants. Yang termasuk sebagai digital native saat ini merupakan
murid-murid yang berada di sekolah. Sedangkan digital immigrant merupakan
guru-gurunya. Dalam proses belajar dan mengajar, digital natives dan digital
immigrants memiliki karakteristik yang sangat bertolak belakang.
Para digital natives (orang yang lahir di era digital) terbiasa
menerima informasi dengan cepat, mereka juga sangat menyukai sesi paralel dan
multi-tasking. Mereka lebih mengutamakan grafis ketimbang teks. Di sisi lain,
para guru yang didominasi oleh Digital Immigrants ( generasi yang lahir sebelum adopsi teknologi
digital secara luas) mempertahankan karakteristiknya dalam proses
belajar yang lambat, step by step, satu pelajaran sekali waktu, belajar secara
individu. Perbedaan pandangan, anggapan, dan kemampuan antar generasi ini tentu
menimbulkan masalah dalam pendidikan
Peserta didik pada saat ini
memiliki harapan yang tinggi terhadap proses belajarnya, karena mereka
memiliki akses jaringan informasi yang luas melalui berbagai platform dan
cara. Apa yang mereka dapatkan secara mandiri, tentu akan menjadi pembanding
bagi informasi atau ilmu yang ia dapatkan ketika berada di dalam kelas.
Untuk mengatasi kesenjangan
generasi, pendidik dan peserta didik harus open mindset ( berfikir
terbuka) dalam arti tetap terbuka untuk menerima pengalaman baru ataupun
menghargai pengetahuan yang lama. Cara yang kedua yakni maksimalkan teknologi
penunjang yang ada, sering kali para pendidik tidak mau mencoba hal baru
terutama dibidang teknologi, mungkin dirasa ribet atau ada faktor lain, akan
tetapi alangkah lebih baik bagi pendidik untuk belajar memaksimalkan
kecanggihan teknologi untuk media pembalajaran di kelas.
Berikut yang ke
tiga, dengan memberi pertanyaan “bagaimana dan mengapa” mungkin akan
menetralisir peserta didik dalam mengakses google, agar timbul pikiran kritis
dalam kegiatan belajar mengajar.
.referensi
KESENJANGAN GENERASI ANTARA GURU & MURID SEBAGAI TANTANGAN
DIGITALISASI PENDIDIKAN Hani Ayu Rahmatiah dan Nur Asiyah
STUDI KASUS GAP GENERASI DALAM PERSPEKTIF NILAI PERSONAL DAN
BUDAYA ORGANISASI PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG BALI Yanuar Fauzuddin
, Mochamad Syaiful Arif , Dwi Sasono , Hendrik Rizqiawan , Andi Iswoyo