Jumat, 11 November 2022

GAP GENERATION (A_Besar)

Tak dapat dibantahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik bidang sosial, politik, budaya serta pendidikan.  Di dalam dunia pendidikan, teknologi digunakan sebagai media pembelajaran, contohnya smart phone (ponsel pintar), internet, atau komputer. Peserta didik pada era digital ini sudah memahami dan familiar dalam menggunakan teknologi.

Kesenjangan  generasi antara pendidik dan peserta didik di era digital ini, memiliki tantangannya sendiri. Alhasil,  dari teknologi yang semakin berkembang pesat dan maju, perbedaan tingkah laku kerap disebut menyulitkan. Contohnya, peserta didik masa kini cenderung mencari informasi melalui internet, atau minimnya minat membaca,

Generasi yang tumbuh di era teknologi  yang mengalami perkembangan yang pesat ini adalah generasi Z, Menurut sejumlah penelitian terdahulu, Gen Z adalah mereka yang lahir setelah tahun 1995 (Brown, 2020; Francis & Hoefel, 2018; Linnes & Metcalf, 2017), atau seringkali disebut dengan generasi pasca-milenial.Adapun  pendapat lainya Gen Z, merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang  berusia 8-23 tahun.

Menurut Marc Prensky (2001), murid yang saat ini duduk di bangku sekolah bukan lagi orang-orang yang cocok  untuk desain pendidikan konvensional. Ada banyak perubahan yang terjadi dikarenakan perkembangan teknologi yang begitu cepat dan meluas di akhir abad 20. Adanya perbedaan canggihnya teknologi saat ini, juga mempengaruhi cara pendidik dan peserta didik untuk melakukan sesuatu, termasuk model dan media pembelajaran.

Seiring perkembanganya model dan media pembelajaran mengalami menambahan varisai dan perubahan dari non elektornik menjadi elektronik memalui berbagai aplikasi.hal ini dapat meringangkan dan mempermudah pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut  Strauss & Howe, 1992 dalam teori kesenjangan generasi berfokus pada dampak perbedaan generasi pada sikap dan perilaku individu terhadap pekerjaan. Marc Prensky menyatakan pengguna teknologi yang ada saat ini menjadi dua: Digital Natives dan Digital Immigrants. Yang termasuk sebagai digital native saat ini merupakan murid-murid yang berada di sekolah. Sedangkan digital immigrant merupakan guru-gurunya. Dalam proses belajar dan mengajar, digital natives dan digital immigrants memiliki karakteristik yang sangat bertolak belakang.

Para digital natives (orang yang lahir di era digital) terbiasa menerima informasi dengan cepat, mereka juga sangat menyukai sesi paralel dan multi-tasking. Mereka lebih mengutamakan grafis ketimbang teks. Di sisi lain, para guru yang didominasi oleh Digital Immigrants ( generasi yang lahir sebelum adopsi teknologi digital secara luas) mempertahankan karakteristiknya dalam proses belajar yang lambat, step by step, satu pelajaran sekali waktu, belajar secara individu. Perbedaan pandangan, anggapan, dan kemampuan antar generasi ini tentu menimbulkan masalah dalam pendidikan

Peserta didik  pada saat ini memiliki harapan  yang tinggi terhadap proses belajarnya, karena mereka memiliki akses jaringan  informasi yang luas melalui berbagai platform dan cara. Apa yang mereka dapatkan secara mandiri, tentu akan menjadi pembanding bagi informasi atau ilmu yang ia dapatkan ketika berada di dalam kelas.

Untuk mengatasi kesenjangan generasi, pendidik dan peserta didik harus  open mindset ( berfikir terbuka) dalam arti tetap terbuka untuk menerima pengalaman baru ataupun menghargai pengetahuan yang lama. Cara yang kedua yakni maksimalkan teknologi penunjang yang ada, sering kali para pendidik tidak mau mencoba hal baru terutama dibidang teknologi, mungkin dirasa ribet atau ada faktor lain, akan tetapi alangkah lebih baik bagi pendidik untuk belajar memaksimalkan kecanggihan teknologi untuk media pembalajaran di kelas.

Berikut yang ke tiga, dengan memberi pertanyaan “bagaimana dan mengapa” mungkin akan menetralisir peserta didik dalam mengakses google, agar timbul pikiran kritis dalam kegiatan belajar mengajar.

.referensi

KESENJANGAN GENERASI ANTARA GURU & MURID SEBAGAI TANTANGAN DIGITALISASI PENDIDIKAN Hani Ayu Rahmatiah dan Nur Asiyah

STUDI KASUS GAP GENERASI DALAM PERSPEKTIF NILAI PERSONAL DAN BUDAYA ORGANISASI PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG BALI Yanuar Fauzuddin , Mochamad Syaiful Arif , Dwi Sasono , Hendrik Rizqiawan , Andi Iswoyo